Selasa, 28 Juli 2015

Bloko Suto

Dicaci ya tdk marah murka, dipuji pula tdk besar kepala. Semuanya hanya datar hampa.
Janganlah mencari kebahagiaan, bilamana kebahagiaan itu hanya didunia ini saja, kebahagiaan itu harus abadi, tak perduli walau kita nanti sdh mati, tetap bahagia.

METODE/CARA MENGAJARI ANAK MENGHAFAL AL QUR'AN SEJAK USIA DINI.


1. BAYI (0-2 TAHUN)
- Bacakan Al Qur'an dari surat Al fatihah
- Tiap hari 4 kali waktu (pagi, siang, sore, malam)
- Tiap 1 waktu satu surat diulang 3x
- Setelah hari ke-5 ganti surat An Naas dengan cara yang sama
- Tiap 1 waktu surat yg lain-lain diulang 1x2
2. DIATAS 2 TAHUN
- Metode sama dengan teknik pengajaran bayi. Jika kemampuan mengucapkan kurang, maka tambah waktu menghafalnya,dari 5 hari menjadi 7 hari
- Sering didengarkan murattal/
3. DIATAS 4 TAHUN
- Mulai atur konsentrasi dan waktu untuk menghafal serius
- Ajari muraja'ah/mengulang-ulang sendiri
- Ajari menghafal sendiri
- Selalu dimotivasi supaya semangat selalu terjaga
- Waktu menghafal 3-4x perhari
Allaahummaj'alna fii ahli Qur'an , Allaahumma baarik fi auladina wa dzurriiyatina bil Qur'an, Allaahummarzuqna istiqomah fi tilawatil wa hifzil Qur'an..Aamiin Allaahumma Aamiin
''Yaa Allah, jadikan kami sebagai ahlulQur'an, Yaa Allah, berkahilah anak & keturunan kami dengan Qur'an, Yaa Allah, berikanlah kami keistiqomahan dlm membaca & menghafal Al-Qur'an... Yaa Allah, kabulkanlah doa dan permohonan kami.. Aamiin
Rasulallah SAW bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1
(satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka
walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)

Minggu, 26 Juli 2015

Pelajaran Mengantri

Seorang guru di Australia pernah berkata:

“Kami tidak terlalu khawatir jika anak2 SD kami tidak pandai Matematika. Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”

“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu?” Saya mengekspresikan keheranan saya, karena yang terjadi di negara kita kan justru sebaliknya.

Inilah jawabannya:

1. Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.

2. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka akan menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.

3. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.

”Memang ada pelajaran berharga apa di balik MENGANTRI ?”

”Oh, banyak sekali pelajaran berharganya,” jawab guru kebangsaan Australia itu. 

1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.

2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.

3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting.

4. Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.

5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri).

6. Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.

7. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.

8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.

9. Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan. 

10. Anak belajar memiliki RASA MALU jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.

11. Anak belajar bekerja sama dengan orang2 yang ada di dekatnya, jika misalnya sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.

12. Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain

13. Anak belajar utk tidak mengambil apa yg menjadi hak orang lain, di sinilah titik awal anak utk belajar TIDAK KORUPSI.

Jumat, 24 Juli 2015

Kamis, 23 Juli 2015

Karakter SD yang dikembangkan

KARAKTER SD KASIHAN
1Religius,
2jujur,
3toleransi,
4disiplin,
5kerja keras,
6kreatif,
7mandiri,
8demokratis,
9rasa ingin tahu,
10semangat kebangsaan,
11cinta tanah air,
12menghargai prestasi,
13persahabatan,
14cinta damai,
15gemar membaca,
16peduli lingkungan,
17peduli sosial,
18tanggung jawab
VISI
Terbentuknya peserta didik yang bertaqwa, cerdas,trampil, mandiri, dan bertanggung jawab
Misi
1 menanamkan sikap taqwa kepada Tuhan
2 Melaksanakan proses PAIKEM ( Pembelajaran, aktif, inovatif, kreatif, rvrktif dan menyenangkan)
3 Meningkatkan kreatifitas guru dengan berbagai diklat dan pelatihan

Rabu, 22 Juli 2015

Aplikasi Rapot

Aplikasi rapot ini editable, bisa di edit sesuai kebutuhan. Aplikasi berformat .xls atau file excel. Di dalamnya berisi :
1. Data Siswa
2. Data Presensi
3. Daftar Nilai
4. Rapot siswa

Download di sini

Selasa, 21 Juli 2015

Cara Mudah Menjadikan Blog/Web Menjadi Aplikasi Android

Berikut ini adalah tutorial cara membuat web atau blog menjadi aplikasi apk :
1. Pertama kunjungi website AppsGeyser .
2.  Klik Create Now!.
3. Kemudian Pilih Box Website.
4. Maka akan muncul halaman seperti dibawah ini.
5. Kemudian masukkan url pada kolom Website Url . Misalnya http://pintarkomputer.com .
6. Lalu masukkan nama aplikasi pada kolom App Name. Misalnya Pintar Komputer.
7. Masukkan Deskripsi. Tulis beberapa kata dalam kolom ini, tentunya deskripsi dari web/blog yang dibuat.
8. Tentukan icon. Pada bagian ini AppsGeyser memiliki icon defaultnya, namun jika Anda ingin menggunakan icon sendiri check Custom Icon , pilih icon Anda, lalu Next.
9. Jika semua yang dibutuhkan sudah selesai, Klik
Create App .

Ini adalah contoh hasilnya, silahkan didownload : http://app.appsgeyser.com/Ivanjoi%20Blog
Short url: http://www.appsgeyser.com/1957343

Tetapi setelah didownload muncul

Senin, 20 Juli 2015

Insiden Tolikara Papua

PERNYATAAN SIKAP PRESIDIUM AAUI ATAS INSIDEN TOLIKARA PAPUA

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu 'Alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Kami Presidium Aliansi Alim Ulama Indonesia (AAUI), bersikap tegas mengenai Insiden Tolikara Papua:

1. Sangat menyesalkan yang sedalam-dalamnya dengan terjadinya Insiden Tolikara, yang meretakkan kerukunan Umat Beragama di Indonesia.
2. Mengutuk keras kelompok penyerang yang telah melanggar hukum dan prinsip-prinsip toleransi di negeri ini. Apalagi dengan semakin besarnya toleransi yang diberikan oleh kaum muslimin.
3. Mendesak aparat keamanan (Polri) segera menangkap para pelakunya dan memproses mereka secara hukum dengan secepat-cepatnya.
4. Menghimbau para tokoh muslim agar menenangkan dan mengontrol umat dan anggotanya untuk tidak melakukan tindakan pembalasan.
5. Mendesak majelis agama dan para tokoh kristen agar serius mendidik umatnya untuk menghargai hukum dan  toleransi yang diberikan oleh kaum muslimin yang mana mereka mayoritas mutlak di negeri ini.
6. Menghimbau semua pihak agar mewaspadai pihak-pihak tertentu yang bermain, mengadu domba antar umat beragama dan menjadikan sentimen agama sebagai komoditas politik, yang akan merusak stabilitas nasional.
7. Meminta Dewan Gereja Indonesia memanggil pengurus GIDI, minta pertanggung jawaban atas suratnya, memberi sangsi tegas terhadap oknum pengurus GIDI dan menyerahkan mereka ke pihak yang berwajib.
8. Menghimbau kepada tokoh-tokoh Islam, Kristen dan agama-agama lain, agar mengedepankan kerukunan antar umat beragama dan menjaga toleransi beragama, dalam rangka untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia yang beradab dan berkemanusiaan.

Demikian Pernyataan Sikap kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Mohon pesan ini disebarkan, untuk menjaga perdamaian dan kerukunan dalam beragama.

Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh.

Jakarta, 16 Juli 2015, Pukul 19:00

Atas nama Presidium Aliansi Alim Ulama Indonesia (AAUI)
1. KH. Shohibul Faroji Azmatkhan. (Ketua Presidium)
2. Habib Muhsin Alattas.
3. KH. A. Cholil Ridwan
4. KH. Tengku Zulkarnain
5. Dr. Amirsyah Tambunan.
6. Dr. M.Zaitun Rasmin, Lc, MA
7. KH. Bakhtiar Nasir, Lc.MM
8. KH. Fahmi Salim, MA
9. Ust. Iin Sholihin
10. Dr. H. Manajer Nasution
11. Ust. Mifta Huda, S.Pd.I, MESy
12. H. Mochammad Yunus, M.Pd.I
13. Drs. H. Natsir Zubaidi
14. Prof. Dr. Habib Muhammad Baharun, SH.MH
15. Drs. H. Zainal Arifin Husain
16. Dr. Rahmat Abdurrahman, Lc.MA
17. Ust. Nur Hamim, S.Ag
18. KH. Ainul Yaqin
19. Dr. H. Muhammad Anda Hakim, SH
20. Brigjend Pol (Purn). KH. Anton Tabah
21. Dr. dr. H. Taufik Pasiak, MA
22. KH. Muhammad Faiz Syukran Makmun
23. KH. Auzai Mahfuzh
24. KH. Ahmad Shobri Lubis
25. KH. Buya Yahya
26. KH. Nur Bahruddin
27. Ustadzah Hj. Fahira Fahmi Idris, SE, MH
28. H. Muhammad Lutfi Hakim, SH, MH
29. Brigjend Pol (Purn) Dr. H. Supriyadi, SE.SH.MH
30. Drs. H. Nasrullah, ME
31. H. Abdullah Qamaruddin, Lc
32. Muhammad Ikhwan Abdul Jalil, Lc, M.Pd.I
33. KH. Nur Muhammad Iskandar, SQ

Sabtu, 18 Juli 2015

Hari Raya pada Hari Jumat

Jawaban Majlis Tarjih tentang Masalah Shalat Jumat Pada Hari Raya

Permasalahan hari raya (baik Idul Fitri maupun Idul Adha) yang jatuh pada hari Jumat pernah ditanyakan dan dijawab dalam SM selanjutriya dapat dibaca kembali dalam Buku Tanya Jawab Agama jilid II halaman 114. Penerbit Suara Muhammadiyah tahun 1992. Kemudian pada tahun 1995 permasalahan tersebut dibahas lagi oleh Majelis Tarjih karena Hari Raya Idul Fitri Tahun 1415 H/1995 M diperkirakan akan jatuh pada hari Jumat tanggal 3 Maret 1995. Hasilnya dimuat dalam Surat Majelis Tarjih PP Muhammadiyah No.19/C.1/MT PPM/1995, tanggal 15 Ramadlan 1415 H/15 Februari 1995 M. Intinya dapat dikemukakan sebagai berikut:

Ada beberapa hadits yang menerangkan adanya keringanan untuk tidak melakukan shalat Jumat bagi orang yang pada pagi harinya sudah melaksanakan shalat Id. Tetapi hadits-hadits tersebut ada yang dinilai lemah, karena ada perawinya yang tidak dikenal, yaitu hadits riwayat Ahmad, Abu Daud dan lbnu Majah dari Ilyas bin Abi Ramlah. Ada juga yang dinilai sebagai hadits mursal, yaitu hadits riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Disamping itu, ada juga nadits yang dinilai sahih. yaitu hadits yang diriwayatkan an-Nasai dan Abu Daud. Hadits tersebut sebagai berikut:

عَنْ وَهْبِ بْنِ كَيْسَانِ قَالَ: اِجْتَمَعَ عِيْدَانِ عَلَى عَهْدِ بْنِ الزُّبَيْرِ، فَأَخَّرَ اْلخُرُوجَ حَتَّى تَعَالَى النَّهَارَ ثُمَّ خَرَجَ فَخَطَبَ، ثُمَّ نَزَلَ فَصَلَّى، وَلَمْ يُصَلِّ لِلنَّاسِ يَوْمَ اْلجُمْعَةِ. فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لاِبْنِ عَبَّاسٍ فَقَالَ أَصَابَ السُّنَّةَ. [رواه السائى وأبو داود]

“Hadits diriwayatkan dari Wahab bin Kaisan, ia berkata: Telah bertepatan dua hari raya (Jumat dan hari raya) di masa Ibnu Zubair, dia berlambat-lambat keluar, sehingga matahari meninggi. Di ketika matahari telah tinggi, dia pergi keluar ke mushala lalu berkhutbah, kemudian turun dari mimbar lalu shalat. Dan dia tidak shalat untuk orang ramai pada hari Jumat itu (dia tidak mengadakan shalat Jumat lagi). Saya terangkan yang demikian ini kepada Ibnu Abbas. Ibnu Abbas berkata: Perbuatannya itu sesuai dengan sunnah.” [HR. an-Nasai dan Abu Daud]

Hadits lainnya adalah yang menerangkan bacaan shalat Nabi ketika hari raya jatuh pada hari Jumat, yaitu sebagai berikut:

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي اْلعِيدَيْنِ وَفِي اْلجُمْعَةِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ اْلأَعْلَى وَ هَلْ أَتَاكَ حَدِيْثُ اْلغَاشِيَةِ، وَإِذَا اجْتَمَعَ اْلعِيدُ وَاْلجُمْعَةُ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا فِي صَلاَتَيْنِ. [رواه الجماعة إلا البخاري وابن ماجة]

“Diriwayatkan dari Nu'man bin Basyir ra., ia berkata: Nabi saw selalu membaca pada shalat kedua hari raya dan shalat Jumat: sabbihisma rabbikal a'la dan hal ataka haditsul ghasyiyah. Apabila berkumpul hari raya dan Jumat pada suatu hari Nabi saw membaca surat-surat itu di kedua-dua shalat.” [HR. al-Jamaah kecuali al-Bukhari dan Ibnu Majah]

Menurut Majelis Tarjih, memahami riwayat yang pertama timbul kesan bahwa apabila hari raya jatuh pada hari Jumat, shalat Jumat tidak perlu dilakukan. Pemahaman yang demikian adalah belum selesai, mengingat adanya hadits yang kedua yang diriwayatkan oleh segolongan ahli hadits termasuk Muslim, kecuali al-Bukhari dan Ibnu Majah. Dari riwayat yang kedua melalui pemahaman isyaratun nas dapat dipahami bahwa Nabi saw pada hari raya tetap melakukan shalat Jumat. Hal ini dipahami dari riwayat kedua yang menyebutkan:

إِذَا اجْتَمَعَ اْلعِيدُ وَاْلجُمْعَةُ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا فِي صَلاَتَيْنِ

“Apabila hari raya bertepatan dengan hari Jumat, Nabi saw membaca surat (Sabbihisma dan Hal ataka) pada kedua shalat itu (shalat hari raya dan shalat Jumat).”

Dengan demikian menjadi jelas, bahwa Nabi saw melakukan shalat Jumat sekalipun hari itu bertepatan dengan hari raya. Adapun keringanan yang disebut pada riwayat yang pertama adalah merupakan keringanan bagi orang yang sangat jauh dari kota untuk menuju tempat shalat hari raya dan shalat Jumat di kala itu. Sehingga apabila seseorang harus bolak-balik, yaitu pulang dari shalat Id lalu kembali lagi untuk shalat Jumat padahal jauh tempat tinggalnya, maka akan mengalami kesukaran dan kepayahan.

Atas dasar ini Majelis Tarjih menyimpulkan bahwa bila hari raya jatuh pada hari Jumat, Nabi saw melaksanakan shalat Jumat. Oleh karenanya, seluruh warga Muhammadiyah hendaknya tetap melakukan shalat Jumat pada hari raya di masjid-masjid yang mudah dijangkau pada siang harinya setelah pada pagi harinya melaksanakan shalat Id.
- 4 Oktober 2007

Sumber :
Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah
(Buku Tanya Jawab Agama Jilid 5 Cet. II tahun 2007 hal. 48-51)
http://www.muhammadiyah.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=657&Itemid=225
17 September 2009

Jumat, 17 Juli 2015

Takbiran Hari Raya

Takbiran Hari Raya

Waktu Mulai & Berakhir Takbiran a. Takbiran Idul Fitri Takbiran pada saat idul fitri dimulai sejak maghrib malam tanggal 1 syawal sampai selesai shalat ‘id. Hal ini berdasarkan …
By Ammi Nur Baits, S.T., B.A.  1 September 2010
8  7394  67
Waktu Mulai & Berakhir Takbiran

a. Takbiran Idul Fitri

Takbiran pada saat idul fitri dimulai sejak maghrib malam tanggal 1 syawal sampai selesai shalat ‘id.

Hal ini berdasarkan dalil berikut:

1. Allah berfirman, yang artinya: “…hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.” (Qs. Al Baqarah: 185)

Ayat ini menjelaskan bahwasanya ketika orang sudah selesai menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadlan maka disyariatkan untuk mengagungkan Allah dengan bertakbir.

2. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar rumah menuju lapangan kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir sampai sahalat selesai. Setelah menyelesaikan shalat, beliau menghentikan takbir. (HR. Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 5621)

Keterangan:

1. Takbiran idul fitri dilakukan dimana saja dan kapan saja. Artinya tidak harus di masjid.

2. Sangat dianjurkan untuk memeperbanyak takbir ketika menuju lapangan. Karena ini merupakan kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Berikut diantara dalilnya:

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar rumah menuju lapangan kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir sampai sahalat selesai. Setelah menyelesaikan shalat, beliau menghentikan takbir. (HR. Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf)
Dari Nafi: “Dulu Ibn Umar bertakbir pada hari id (ketika keluar rumah) sampai beliau tiba di lapangan. Beliau tetap melanjutkan takbir hingga imam datang.” (HR. Al Faryabi dalam Ahkam al Idain)
Dari Muhammad bin Ibrahim (seorang tabi’in), beliau mengatakan: “Dulu Abu Qotadah berangkat menuju lapangan pada hari raya kemudian bertakbir. Beliau terus bertakbir sampai tiba di lapangan.” (Al Faryabi dalam Ahkam al Idain)
b. Takbiran Idul Adha

Takbiran Idul Adha ada dua:

1. Takbiran yang tidak terikat waktu (Takbiran Mutlak)

Takbiran hari raya yang tidak terikat waktu adalah takbiran yang dilakukan kapan saja, dimana saja, selama masih dalam rentang waktu yang dibolehkan.

Takbir mutlak menjelang idul Adha dimulai sejak tanggal 1 Dzulhijjah sampai waktu asar pada tanggal 13 Dzulhijjah. Selama tanggal 1 – 13 Dzulhijjah, kaum muslimin disyariatkan memperbanyak ucapan takbir di mana saja, kapan saja dan dalam kondisi apa saja. Boleh sambil berjalan, di kendaraan, bekerja, berdiri, duduk, ataupun berbaring. demikian pula, takbiran ini bisa dilakukan di rumah, jalan, kantor, sawah, pasar, lapangan, masjid, dst. Dalilnya adalah:

a. Allah berfirman, yang artinya: “…supaya mereka berdzikir (menyebut) nama Allah pada hari yang telah ditentukan…” (Qs. Al Hajj: 28)

Allah juga berfirman, yang artinya: “….Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang…” (Qs. Al Baqarah: 203)

Tafsirnya:

Yang dimaksud berdzikir pada dua ayat di atas adalah melakukan takbiran
Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan: “Yang dimaksud ‘hari yang telah ditentukan’ adalah tanggal 1 – 10 Dzulhijjah, sedangkan maksud ‘beberapa hari yang berbilang’ adalah hari tasyriq, tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.” (Al Bukhari secara Mua’alaq, sebelum hadis no.969)
Dari Sa’id bin Jubair dari Ibn Abbas, bahwa maksud “hari yang telah ditentukan” adalah tanggal 1 – 9 Dzulhijjah, sedangkan makna “beberapa hari yang berbilang” adalah hari tasyriq, tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. (Disebutkan oleh Ibn Hajar dalam Fathul Bari 2/458, kata Ibn Mardawaih: Sanadnya shahih)
b. Hadis dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada amal yang dilakukan di hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melebihi amal yang dilakukan di tanggal 1 – 10 Dzulhijjah. Oleh karena itu, perbanyaklah membaca tahlil, takbir, dan tahmid pada hari itu.” (HR. Ahmad & Sanadnya dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)

c. Imam Al Bukhari mengatakan: “Dulu Ibn Umar dan Abu Hurairah pergi ke pasar pada tanggal 1 – 10 Dzulhijjah. Mereka berdua mengucapkan takbiran kemudian masyarakat bertakbir disebabkan mendengar takbir mereka berdua.” (HR. Al Bukhari sebelum hadis no.969)

d. Disebutkan Imam Bukhari: “Umar bin Khatab pernah bertakbir di kemahnya ketika di Mina dan didengar oleh orang yang berada di masjid. Akhirnya mereka semua bertakbir dan masyarakat yang di pasar-pun ikut bertakbir. Sehingga Mina guncang dengan takbiran.” (HR. Al Bukhari sebelum hadis no.970)

e. Disebutkan oleh Ibn Hajar bahwa Ad Daruqutni meriwayatkan: “Dulu Abu Ja’far Al Baqir (cucu Ali bin Abi Thalib) bertakbir setiap selesai shalat sunnah di Mina.” (Fathul Bari 3/389)

2. Takbiran yang terikat waktu

Takbiran yang terikat waktu adalah takbiran yang dilaksanakan setiap selesai melaksanakan shalat wajib. Takbiran ini dimulai sejak setelah shalat subuh tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah shalat Asar tanggal 13 Dzulhijjah. Berikut dalil-dalilnya:

a. Dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau dulu bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah dluhur pada tanggal 13 Dzulhijjah. (Ibn Abi Syaibah & Al Baihaqi dan sanadnya dishahihkan Al Albani)

b. Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai ashar tanggal 13 Dzulhijjah. Beliau juga bertakbir setelah ashar. (HR Ibn Abi Syaibah & Al Baihaqi. Al Albani mengatakan: “Shahih dari Ali radhiyallahu ‘anhu“)

c. Dari Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai tanggal 13 Dzulhijjah. Beliau tidak bertakbir setelah maghrib (malam tanggal 14 Dzluhijjah). (HR Ibn Abi Syaibah & Al Baihaqi. Al Albani mengatakan: Sanadnya shahih)

d. Dari Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai ashar tanggal 13 Dzulhijjah. (HR. Al Hakim dan dishahihkan An Nawawi dalam Al Majmu’)

Lafadz Takbir

Tidak terdapat riwayat lafadz takbir tertentu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hanya saja ada beberapa riwayat dari beberapa sahabat yang mencontohkan lafadz takbir. Diantara riwayat tersebut adalah:

Pertama, Takbir Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Riwayat dari beliau ada 2 lafadz takbir:

أ‌- اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ
ب‌- اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ

Keterangan:
Lafadz: “Allahu Akbar” pada takbir Ibn Mas’ud boleh dibaca dua kali atau tiga kali. Semuanya diriwayatkan Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf.

Kedua, Takbir Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma:

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَأَجَلُّ
اللَّهُ أَكْبَرُ، عَلَى مَا هَدَانَا

Keterangan:
Takbir Ibn Abbas diriwayatkan oleh Al Baihaqi dan sanadnya dishahihkan Syaikh Al Albani.

Ketiga, Takbir Salman Al Farisi radhiyallahu ‘anhu:

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا

Keterangan: Ibn Hajar mengatakan: Takbir Salman Al Farisi radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan oleh Abdur Razaq dalam Al Mushanaf dengan sanad shahih dari Salman.

Catatan Penting

As Shan’ani mengatakan: “Penjelasan tentang lafadz takbir sangat banyak dari berberapa ulama. Ini menunjukkan bahwa perintah bentuk takbir cukup longgar. Disamping ayat yang memerintahkan takbir juga menuntut demikian.”

Maksud perkataan As Shan’ani adalah bahwa lafadz takbir itu longgar, tidak hanya satu atau dua lafadz. Orang boleh milih mana saja yang dia suka. Bahkan sebagian ulama mengucapkan lafadz takbir yang tidak ada keterangan dalam riwayat hadis. Allahu A’lam.

Kebiasaan yang Salah Ketika Takbiran

Ada beberapa kebiasaan yang salah ketika melakukan takbiran di hari raya, diantaranya:

a. Takbir berjamaah di masjid atau di lapangan

Karena takbir yang sunnah itu dilakukan sendiri-sendiri dan tidak dikomando. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Anas bin Malik bahwa para sahabat ketika bersama nabi pada saat bertakbir, ada yang sedang membaca Allahu akbar, ada yang sedang membaca laa ilaaha illa Allah, dan satu sama lain tidak saling menyalahkan… (Musnad Imam Syafi’i 909)

Riwayat ini menunjukkan bahwa takbirnya para sahabat tidak seragam. Karena mereka bertakbir sendiri-sendiri dan tidak berjamaah.

b. Takbir dengan menggunakan pengeras suara

Perlu dipahami bahwa cara melakukan takbir hari raya tidak sama dengan cara melaksanakan adzan. Dalam syariat adzan, seseorang dianjurkan untuk melantangkan suaranya sekeras mungkin. Oleh karena itu, para juru adzan di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti Bilal, dan Abdullah bin Umi Maktum ketika hendak adzan mereka naik, mencari tempat yang tinggi. Tujuannya adalah agar adzan didengar oleh banyak orang. Namun ketika melakukan takbir hari raya, tidak terdapat satupun riwayat bahwa Bilal naik mencari tempat yang tinggi dalam rangka melakukan takbiran. Akan tetapi, beliau melakukan takbiran di bawah dengan suara keras yang hanya disengar oleh beberapa orang di sekelilingnya saja.

Oleh karena itu, sebaiknya melakukan takbir hari raya tidak sebagaimana adzan. Karena dua syariat ini adalah syariat yang berbeda.

c. Hanya bertakbir setiap selesai shalat berjamaah

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa takbiran itu ada dua. Ada yang terikat waktu dan ada yang sifatnya mutlak (tidak terikat waktu). Untuk takbiran yang mutlak sebaiknya tidak dilaksanakan setiap selesai shalat fardlu saja. Tetapi yang sunnah dilakukan setiap saat, kapan saja dan di mana saja.

Ibnul Mulaqin mengatakan: “Takbiran setelah shalat wajib dan yang lainnya, untuk takbiran Idul Fitri maka tidak dianjurkan untuk dilakukan setelah shalat, menurut pendapat yang lebih kuat.” (Al I’lam bi Fawaid Umadatil Ahkam: 4/259)

Amal yang disyariatkan ketika selesai shalat jamaah adalah berdzikir sebagaimana dzikir setelah shalat. Bukan melantunkan takbir. Waktu melantunkan takbir cukup longgar, bisa dilakukan kapanpun selama hari raya. Oleh karena itu, tidak selayaknya menyita waktu yang digunakan untuk berdzikir setelah shalat.

d. Tidak bertakbir ketika di tengah perjalanan menuju lapangan

Sebagaimana riwayat yang telah disebutkan di atas, bahwa takbir yang sunnah itu dilakukan ketika di perjalanan menuju tempat shalat hari raya. Namun sayang sunnah ini hampir hilang, mengingat banyaknya orang yang meninggalkannya.

e. Bertakbir dengan lafadz yang terlalu panjang

Sebagian pemimpin takbir sesekali melantunkan takbir dengan bacaan yang sangat panjang. Berikut lafadznya:

الله أكبر كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إلَّا إيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ…

Takbiran dengan lafadz yang panjang di atas tidak ada dalilnya. Allahu a’lam.

***

Penulis: Ammi Nur Baits
Artikel www.muslim.or.id

Selasa, 14 Juli 2015

Soal Cerdas Cermat Agama CCA

REGU A

1.    Siapakah nama malaikat yang bertugas mencabut nyawa? (Izrail)
2.    Apakah arti dari Al Falaq? (Waktu Subuh)
3.    Ibadah mengelilingi Ka’bah dalam rangakaian ibadah haji disebut? (Thawaf)
4.    Di antara sifat wajib bagi Allah ialah Iradat yang berarti? (Berkehendak)
5.    Shalat sunat yang dilakukan untuk meminta hujan dinamakan? (Istisqa)
6.    Di antara sikap terpuji ialah berani menanggung segala akibat atas apa yang dilakukannya yang biasa disebut? (Bertanggung jawab)
7.    Budak yang dimerdekakan Abu Bakar dan menjadi muazin pada zaman Rasulullah bernama? (Bilal bin Rabah)
8.    Subhanallah sering disebut bacaan? (Tasbih)
9.    Di antara golongan yang berhak menerima zakat ialah orang yang banyak menanggung hutang atau disebut? (Gharim)
10. Allah memiliki asmaul husna Al Ghafur yang berarti? (Yang Maha Pengampun)
REGU B
1.    Siapakah nama malaikat yang bertugas membagi rizki? (Mikail)
2.    Apakah arti dari Al Kautsar? (Nikmat yang Banyak)
3.    Berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwa dalam ibadah haji disebut? (Sa’i)
4.    Di antara sifat wajib bagi Allah ialah Qudrat yang berarti? (Kuasa)
5.    Shalat sunat yang mengiringi waktu-waktu shalat wajib disebut? (Rawatib)
6.    Di antara sikap terpuji ialah memenuhi apa yang pernah diucapkan kepada orang lain atau biasa disebut? Menepati janji
7.    Seorang dari Persia yeng mengusulkan strategi perang Khandaq (perang parit) bermana? Salman Al Farisi
8.    Alhamdulillah sering disebut sebagai bacaan? (Tahmid/Hamdalah)
9.    Di antara golongan yang berhak menerima zakat ialah budak yang ingin memerdekakan diri atau biasa disebut?  (Riqab)
10. Allah memiliki asmaul husna Al Kabir yang berarti? (Yang Maha Besar)

REGU C

1.    Siapakah nama malaikat yang bertugas meniup sangkakala? (Isrofil)
2.    Apakah arti dari At Takasur? (Bermegah-megahan)
3.    Berdiam diri atau  berhenti untuk tidak berjalan sewaktu di Arafah disebut? (Wukuf)
4.    Di antara difat wajib bagi Allah ialah Kalam yang berarti (Berbicara)
5.    Shalat sunat yang dilakukan untuk meminta petunjuk atas suatu pilihan disebut? Istikharah
6.    Di antara sikap terpuji ialah  sopan santun dan mudah bergaul dengan orang lain tanpa membeda-bedakan atau biasa disebut? (Ramah)
7.    Sahabat Rasulullah yang juga pernah menjadi khalifah dan sering dijuluki gerbangnya ilmu bernama? (Ali bin Abi Thalib)
8.    La ila ha illallah sering disebut sebagai bacaan? (Tahlil)
9.    Di antara golongan yang berhak menerima zakat ialah orang yang masih lemah imannya atau sering disebut? (Muallaf)
10. Allah memiliki asmaul husna Al Malik yang berarti? (Yang Maha Menguasai/Merajai)

PERTANYAAN LEMPARAN UNTUK SETIAP REGU (5 SOAL)
BENAR NILAI 100, SALAH NILAI 0 DAN PERTANYAAN DILEMPAR KE REGU BERIKUTNYA
JAWABLAH DENGAN JAWABAN YANG TEPAT
REGU A
1.    Mampu menghidupkan orang yang mati atas seizin Allah adalah mukjizat Nabi ..... (Isa as.)
2.    Nama raja yang mencoba merusak Ka’bah dengan pasukan gajah ialah ..... (Abrahah)
3.    Ka’bah yang menjadi kiblat umat muslim terletak di Negara ...... (Arab Saudi)
4.    Ara aital ladzii yukadzdzibubiddiin merupakan bagian dari surat ...... (Al Ma’uuun)
5.    Hari kiamat sering juga disebut sebagai hari pembalasan atau ....... (Yaumul Jaza’)

REGU B
1.    Nabi yang diberi kekayaan melimpah dan mampu berbicara dengan hewan ialah ...... (Sulaiman as.)
2.    Nama raja yang menguasai Mesir dan memusuhi Nabi Musa ialah ...... (Fir’aun)
3.    Istanbul atau konstantinopel merupakan terletak di negara ...... (Turki)
4.    Fashalli lirabbika wanhar merupakan bagian dari surat ...... (Al Kautsar)
5.    Hari kiamat juga sering disebut sebagai hari perhitungan atau ....... (Yaumul Hisab)
REGU C
1.    Nabi yang diberi mukjizat berupa terbelahnya bulan adalah Nabi ...... (Muhammad SAW.)
2.    Nama raja yang mencoba membakar Nabi Ibrahim adalah ....... (Namrud)
3.    Universitas Al Azhar merupakan salah satu universitas tertua di dunia, yang terletak di Negara ...... (Mesir)
4.    Lakum diinukum a liyadiin merupakan bagian dari surat ........ (Al Kafiirun)
5.    Hari kiamat juga sering disebut sebagai hari ditimbangnya amal perbuatan manusia atau ...... (Yaumul Mizan)

PERTANYAAN REBUTAN UNTUK SETIAP REGU (15 SOAL)
BENAR NILAI 100, SALAH NILAI DIKURANGI 100
JAWABLAH DENGAN JAWABAN YANG TEPAT
1.    Berapakah jumlah Nabi dan Rasul yang wajib kita imani? (25)
2.    Apakah burung yang diutus Allah untuk menghancurkan tentara gajah? (Ababil)
3.    Apakah kerajaan Islam pertama yang ada di Indonesia? Samudra Pasai
4.    Peristiwa perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu ke langit disebut? (Isra’ Mi’raj)
5.    Siapakah nama Menteri Agama Indonesia saat ini? (Lukman Hakim Saifudin)
6.    Apakah nama mushalla yang terletak di komplek Balai Desa Sendangagung? (Baitul Ummah)
7.    Ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al Quran dinamakan? (Tajwid)
8.    Tempat dikumpulkannya manusia setelah dari alam kubur disebut? (Padang Mahsar)
9.    Hari Raya Idul Adha dirayakan setiap tanggal ...... (10 Dzulhijjah)
10. Ihram dan Tawaf merupakan bagian dari rukun ibadah ..... (Haji)
11. Shalat wajib yang tidak bisa dijamak adalah ..... (Subuh)
12. Yatsrib adalah nama lain dari kota ........(Madinah)
13. Shalat Sunat yang dilakukan sebelum atau sesudah shalat wajib disebut ...... (Rawatib)
14. Siapakah nama ketua umum PP Muhammadiyah saat ini? (Prof. Din Syamsuddin)
15. Shalat ‘Idain artinya ...... (Shalat dua hari raya)

Jumat, 10 Juli 2015

Zakat Fitrah

Rasulullah mewajibkan zakat fithri untuk mensucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat (idul fithri) maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah biasa
[HR.Abu Daud : 1609 dan Ibnu Majah : 1872]
------------------------------
Semoga Bermanfaat

Rabu, 08 Juli 2015

Lailatul Qodar

Di bulan Ramadhan ini terdapat lailatul qodar yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa diharamkan dari memperoleh kebaikan di dalamnya, maka dia akan luput dari seluruh kebaikan.
[HR.Ahmad 2/385 dari Abu Hurairah]
-------------------------------
Semoga Bermanfaat

Semangat

Jika sakit,
semua juga sakit
Jika lelah,
semua juga lelah
Tidakkah perasaan juga demikian?
Bukankah hidup juga selalu ada tekanan?
Lantas,
Kenapa mengeluh dianggap pantas?

Cukuplah aku dan Tuhan yang tau,
Bagaimana membuat waktu berlalu...
Cukuplah aku dan hatiku bicara,
Karena semua hal selesai juga dengan cara...

Tidak!
Bukan waktunya(mengeluh)
Meskipun air mata tumpah dan tubuh penuh peluh...
Meskipun pesawat terbang, dan kapal mengangkat sauh...

Cukup cinta yang menunjukkan,
bagaimana masa depan menjadi tujuan
Cukup usaha dan doa yang kukerjakan,
Hasilnya tetap Tuhan yang tentukan...

Raseuki (21 Januari 2015)

Senin, 06 Juli 2015

-KHA. DAHLAN : 4"er" plus 3 "an"-


Banyak anekdot yang menggambarkan keikhlasan dan daya juang Kyai Dahlan yang luar biasa. Ilmunya juga luas dan kreativitasnya tidak pernah kering. Semangat itulah yang dia wariskan kepada kita agar tetap dapat menghidup–hidupkan Muhammadiyah. Dirumuskan dalam 4 “er” plus 3 “an” untuk jadi pedoman. Yaitu:
4 “er” adalah bener (nawaitu dan perilakunya benar), pinter (ilmu luas dan cerdik menguasai persoalan), kober (menyediakan waktu untuk berjuang), seger (badan dan kantongnya sehat).
Sedangkan 3 “an” adalah Nyopoan (suka tegur sapa atau ramah), entengan (ringan tangan untuk bekerja), dan Lomanan (dermawan).

[SUMBER: "Anekdot Tokoh-Tokoh Muhammadiyah"]
-------------------------------
Semoga Bermanfaat

Minggu, 05 Juli 2015

Sabtu, 04 Juli 2015

Senandung Doa Al Quran

Allahummar hamna bil Quran
waj’alhu lana imaamau wa nuurau wa hudaw wa rahmah
Allahumma dzakkirna minhu maa nasiina
wa ’allimna minhumaa jahiilna
warzuqna tilaawatahu
aana al laili wa athrofannahar
waj’alhu lana hujjatan
Yaaa rabbal ‘alamiin

Ya Allah rahmatilah kami dengan al Qur’an. Jadikan ia imam kami, cahaya, petunjuk dan rahmat bagi kami. Ya Allah ingatkanlah kami apa yang kami lupa dan ajarkan bagi kami apa yang kami jahil. Karuniakanlah kepada kami untuk dapat membacanya sepanjang malamnya dan sepanjang siangnya. Jadikanlah ia perisai (pelindung) kami. Wahai Tuhan sekalian alam.

Jumat, 03 Juli 2015

Kamis, 02 Juli 2015

RINGTONE AYAT AL QURAN

INFO DEWAN MUFTI ARAB SAUDI UNTUK TIDAK MENGGUNAKAN RINGTONE AYAT AL QURAN :

Dear Muslims,
Saudi Council of Muftis have given the Fatwa that, the ring tones and caller tones of QURAN AAYAT and Azan  are haraam, because The AAYAT are not completed when we pick up the phone, and meaning of the AAYAT changes when they are not completed. QURAN is for Hidayat, not for ring tone. Please pass this information to as many Muslims as possible...SEND MORE IF YOU HAVE FREE S.M.S. PLEASE. DON'T  IGNORE, FORWARD NOW . Jazak Allah

Advice - ⚠ ❕
Do not send later. Send now.
May Allah grant success to every one who reads and sends.

Rabu, 01 Juli 2015

Seni Karawitan

Karawitan merupakan seni musik gamelan. SDN Kasihan mengembangkan ekstrakurikuler karawitan. Sebagai bentuk pelestarian budaya, SDN Kasihan menampilkan kesenian karawitan dalam beberapa event. SDN Kasihan beralamatkan di Jl. Bibis Tamantirto Kasihan Bantul.