Kamis, 31 Desember 2015

4 Fondasi Islam Berkemajuan menurut Muhammadiyah:

Prof. DR. KH. Yunahar Ilyas, Lc, MA

1. Tauhid tidak boleh menyimpang
Muhammadiyah menolak Pluralisme Agama yang berciri:
a) Sintesisme Agama (agama yg digabung, muncul ajaran baru), b) Sinkretisme Agama (masih percaya dari luar ajaran agama atau Islam+Hindu), dan c) Relativisme Agama (menganggap semua agama sama, hakikat Tuhan 1 namun nama beda2 dg jalur agama yg beda pula, pada hakikatnya sama, semuanya akan masuk surga)

2. Berpegang teguh pada Al Quran dan As Sunnah
Cara memahami independen (komprehensif, integratif), artinya tidak terikat pada aliran teologi agama tertentu. Muhammadiyah lebih dekat ke salafiyah, tapi tidak sama. Tidak terikat pada salah satu atau beberapa mazhab, tapi bukan berarti antimazhab. Yang diambil ayatnya, bukan pendapat.

3. Tajdid
Salafiyah yg tajdid (pembaharu), bukan salafiyah yang beku dan kaku.
Tajdid: a) purifikasi (pemurnian dalam hal akidah, ibadah mahdah, dan akhlak) dan b) dinamisasi (seluruh aspek kehidupan, seperti sosial, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan sehingga menjadi aktual). Jangan sampai salah pasang, antara pemurnian dan dinamisasi. Akibatnya, mengembangkan akidah menjadi liberalisme, memurnikan budaya menjadi jumud. Prinsip budaya: apa saja boleh, kecuali ada dalil yg melarangnya.

4. Washatiyah (moderat)
Tidak ekstrim kanan maupun kiri. Muhammadiyah mengambil jalan tengah, jalan yg diikuti Nabi Muhammad sesuai Al Quran dan As Sunnah.

Catatan dari Pengajian Malam Selasa Majelis Tabligh PP Muhammadiyah (31/8/2015):

Selasa, 29 Desember 2015

PENDIDIKAN YANG MENGHUKUM DI INDONESIA

Memotivasi?
Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)
Lima belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal, dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.
Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya, tulisan itu buruk. Logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.
Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.
Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat.
"Maaf, Bapak dari mana?"
"Dari Indonesia," jawab saya.
Dia pun tersenyum.
Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.
"Saya mengerti," jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. "Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak
anaknya dididik di sini," lanjutnya.
"Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement!", dia pun melanjutkan argumentasinya.
"Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat," ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.
Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.
Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai "A", dari program master hingga doktor.
Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam.
Padahal, saat menempuh ujian program doktor di luar negeri, saya dapat melewatinya dengan mudah. Pertanyaan para dosen penguji memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun, suasana ujian dibuat sangat bersahabat.
Seorang penguji bertanya, sedangkan penguji yang lainnya tidak ikut menekan. Melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.
Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan
kekurangan penuh keterbukaan.
Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut "menelan" mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.
***
Etikanya, seorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan. Tapi yang sering terjadi di tanah air justru penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya.
Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.
Mereka bukannya melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul.
Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga cenderung menguji dengan cara menekan. Ada semacam unsur balas dendam dan kecurigaan.
Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Lantas saya berpikir, pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakter hasil didikan guru-gurunya sangat kuat: yaitu karakter yang membangun, bukan merusak.
Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. "Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan," ujarnya dengan penuh kesungguhan.
Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.
Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. "Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti."
Malam itu, saya pun mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa bersalah karena telah memberinya penilaian yang tidak objektif.
Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya justru mengatakan bahwa "gurunya salah". Kini, saya mampu melihatnya dengan kacamata yang berbeda.
Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan rasa takut?
Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: Rotan pemukul, dilempar kapur atau penghapus oleh guru, setrap, dan seterusnya.
Kita dibesarkan dengan seribu satu kata ancaman: Awas...; Kalau...; Nanti...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.
Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin  membuat kita lebih disiplin. Namun, juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat.
Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.
Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian, kecerdasan manusia dapat tumbuh, tetapi sebaliknya juga dapat menurun.
Ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh. Tetapi, juga ada orang yang "tambah pintar" dan ada pula orang yang "tambah bodoh".
Mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan.
Bantulah anak Indonesia untuk maju, bukan dengan menghina

Senin, 28 Desember 2015

Halal haram kepiting, dll

Umumnya para ulama memasukkan masalah kepiting ini sebagai hewan yang hidup di dua alam. Hewan yang hidup di dua alam disebut hewan barma`i. Seperti kodok, kura-kura, kepiting, ular, buaya, anjing laut dan sejenisnya.
Dalam hal ini, jenis kepiting dan lainnya memang menjadi perbedaan pendapat. Paling tidak ada tiga perbedaan pandangan :
1. Asy-Syafi`iyyah dan Al-Hanafiyah (Mazhab Syafi’i dan Hanafi)
Mereka berpendapat bahwa hewan ini tidak boleh dimakan. Karena dianggap termasuk katagori khabaits (hewan yang kotor). Salah satu dalil yang mereka gunakan adalah bahwa Rasulullah SAW mengharamkan untuk membunuh kodok. Seandainya boleh dimakan, maka tidak akan dilarang untuk membunuhnya. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud, Ahmad, Ishaq, Alhakim dari Abdurrahman bin Utsman at-Tamimi.
Silahkan periksa Al-Lubab Syarhil Kitab jilid 3 halaman 230, Takmilatul Fathi jilid 8 halaman 62, Mughni Al-Muhtaj jilid 4 halaman 298 dan kitab Al-Muhazzab jilid 1 halaman 250.
2. Al-Malikiyah ( Mazhab Maliki)
Mereka berpendapat bahwa memakan kepiting dan juga kodok, serangga, kura-kura dan lainya hukumnya boleh. Dan selama tidak ada nash / dalil yang secara jelas mengharamkannya, kita tidak bisa mengharamkan suatu jenis makanan atau hewan untuk dimakan.
Dan mengkategorikan hewan-hewan itu sebagai khabaits (kotor) tidak bisa dengan standar masing-masing individu, karena pasti akan bersifat subjektif. Sebab mungkin saja ada orang yang tidak merasa bahwa hewan itu menjijikkan atau kotor dan juga ada yang sebaliknya. Sehingga untuk mengharamkannya tidak cukup dengan itu, tapi harus ada nash yang jelas. Dan menurut Al-Malikiyah, tidak ada nash yang melarang secara tegas memakan hewan-hewan itu.
Silahkan periksa kitab Bidayatul Mujtahid jilid 1 halaman 656 dan kitab Al-Qawanin Al-Fiqhiyah halaman 172.
3. Al-Hanabilah (Mazhab Hambali)
Sedangkan para ulama dari kalangan Al-Hanabilah membedakan masalahnya. Bahwa semua hewan yang laut yang bisa hidup di darat tidak halal dimakan kecuali dengan jalan menyembelihnya. Seperti burung air, kura-kura dan anjing laut. Kecuali bila hewan itu tidak punya darah seperti kepiting.
Kepiting menurut Imam Ahmad bin Hanbal boleh dimakan karena sebagai binatang laut yang bisa hidup di darat, kepiting tidak punya darah, sehingga tidak butuh disembelih. Sedangkan bila hewan dua alam itu punya darah, maka untuk memakannya wajib dengan cara menyembelihnya.
[Kitab Al-Mughni jilid 8 halaman 606 dan kitab Kasysyaf Al-Qanna` jilid 6 halaman 202].
----------------------------
SALINAN KEPUTUSAN FATWA
KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
tentang
KEPITING
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam rapat Komisi bersama dengan Pengurus Harian MUI dan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LP.POM MUI), pada hari Sabtu, 4 Rabiul. Akhir 1423 H./15 Juni 2002 M., Setelah
MENIMBANG
1.bahwa di kalangan umat Islam Indonesia, status hukum mengkonsumsi kepiting masih dipertanyakan kehalalannya;
2.bahwa oleh karena itu, Komisi Fatwa MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang status hukum mengkonsumsi kepiting, sebagai pedoman bagi umat Islam dan pihak-pihak lain yang memerlukannya.
MENGINGAT
1. Firman Allah SWT tentang keharusan mengkonsumsi yang halal dan thayyib (baik), hukum mengkonsumsi jenis makanan hewani, dan sejenisnya, antara lain :
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. " (QS. al-Baqarah [2]: 168).
2. “(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk... "(QS. al-A'raf [7]: 157).
3. “Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bag] mereka? " Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditanghap oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untak berburu, kamu mengajarnya menurut apa yang telah dinjarkan Allah kepadamu, Maka, makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesunggahnya Allah amat cepat hisab-Nya". (QS. Al Maa-idah [5] : 4)
4. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah ni'mat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik ! dari apa yang Allah telah berikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. ihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang baik, bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan panjang,.......... '(QS. al-Baqarah [2] : 172).
5. Kemudian Nabi menceritakan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan panjang, rambutnya acak-acakan, dan badannya berlumur debu. Sambil menengadahkan kedua tangan ke langit ia berdoa, 'Ya Tuhan, ya Tuhan,..(berdoa dalam perjalanan, apalagi dengan kondisi seperti itu,pada umumnya dikabulkan oleh Allah swt. Sedangkan, makanan orang itu haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dengan yang haram. (Nabi memberikan komentar), 'Jika demikian halnya, bagaimana mumgkin ia akan dikabulkan doanya"... (HR. Muslim dari Abu Hurairah), "Yang halal itu sudah jelas dan yang haram pun sudah jelas; dan di antara keduanya ad! a hal-hal yang musytabihat (syubhat, samar-samar, tidak jelas halas haramnya),kebanyakan manusia tidak mengetahui hukumnya. Barang siapa hati-hati dari perkara syubhat sungguh ia telah menyelamatkan agama dan harga dirinya..." (HR. Muslim).
6. Hadis Nabi : "Laut itu suci airnya dan halal bangkai (ikan)-nya" (Dikeluarkan oleh Imam Empat dan Ibnu Syaibah),
7. Aqidah Fiqiyyah • Pada dasarnya hukum tentang sesuatau adalah boleh sampai ada dalil yang mengharamkannya
8. Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga MUI Periode 2001-2005
9. Pedoman Penetapan Fatwa MUI
MEMPERHATIKAN :
1.Pendapat Imam Al Ramli dalam Nihayah Al Muhtaj ila Ma’rifah Alfadza-al-Minhaj, (t.t : Dar’al –Fikr, t.th) juz VIII, halaman 150 tentang pengertian “Binatang laut/air , dan halaman 151- 152 tantang binatang yang hidup dilaut dan didaratan
2.Pendapat Syeikh Muhammad al-Kathib a;-Syarbaini dalam Mughni Al-Muhtaj ila Ma’rifah Ma’ani Al-Minhaj, (t.t : Dar Al-Fikr, T.th), juz IV Hal 297 tentang pengertian “binatang laut/Air “, pendapat Imam Abu Zakaria bin Syaraf al-Nawawi dalam Minhaj Al-Thalibin, Juz IV, hal. 298 tentang binatang laut dan didaratan serta alas an (‘illah) hokum keharamannya yang dikemukakan oleh al-Syarbaini :
3.Pendapat Ibn al'Arabi dan ulama lain sebagaimana dikutip oleh Sayyid Sabiq dalam Fiqh al-Sunnah (Beirut : Dar al-Fikr, 1992), Juz lll, halaman 249 tentang "binatang yang hidup di daratan dan laut"
4.Pendapat Prof. Dr. H. Hasanuddin AF, MA (anggot a Komisi Fatwa) dalam makalah Kepiting : Halal atau Haram dan penjelasan yang disampaikannya pada Rapat Komisi Fatwa MUI, serta pendapat peserta rapat pada hari Rab 29 Mei 2002 M. / 16 Rabi'ul Awwal 1421 H.
5.Pendapat Dr. Sulistiono (Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB) dalam makalah Eko-Biologi Kepiting Bakau (Scyllla spp) dan penjelasannya tentang kepiting yang disampaikan pada Rapat Kornisi Fatwa MUI pada hari Sabtu, 4 Rabi'ul Akhir 1423 H / 15 Juni 2002 M. antara lain sebagai berikut :
6.Ada 4 (empat)jenis kepiting bakau yang sering dikonsutnsi dan menjadi komoditas, yaitu :
a) Scylla serrata,
b) Scylla tranquebarrica,
Scylla olivacea, dan
d) Scylla pararnarnosain. Keempat jenis kepiting bakau ini olr} masyarakat umtim hanya disebut dengar "kepiting".
Keempat jenis kepiting bakau ini oleh masyarakat umum hanya disebut dengan "kepiting".
1. Kepiting adalah jenis binatang air, dengan alasan:
a. Bernafas dengan insang.
b. Berhabitat di air.
c. Tidak akan pernah mengeluarkan telor di darat, melainkan di air karena memerlukan oksigen dari air.
2. Kepiting termasuk keempat,jenis di atas(lili._angka 1) hanya ada yang :
a. hidup di air tawar saja
b. hidup di air taut saja, dan
c. hidup di air laut dan di air tawar. Tidak ada yang hidup atau berhabitat di dua alam : di laut dan di darat.
Rapat Komisi Fatwa MUI dalam rapat tersebut, bahwa kepiting, adalah binatang air baik di air laut maupun di air tawar dan bukan binatang yang hidup atau berhabitat di dua alam : dilaut dan di darat :
Dengan bertawakkal kepada Allah Subhanahu wa ta'ala
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : FATWA TENTANG KEPITING
Kepiting adalah halal dikonsumsi sepanjang tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan Manusia.
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika dikemudian han term::teerdapat kekeliruan, akan diperbaiki sebagaima:, mestinya.
Agar setiap muslim dan pihak-pihak yang memerlukan dapat mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk mcnyebarluaskan fatwa ini.
Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal : 4 Rabi'ul Akhir 1423 H. 15 Ju11 1 2002 M
KOMISI FATWA
MAJLIS ULAMA INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
K.H. MA'RUF AMIN
DRS. HASANUDIN, S.Ag.
Sumber Fatwa : http://www.mui.or.id/mui_in/fatwa.php?id=109

Minggu, 27 Desember 2015

"Masya Allah .. Inilah 10 Keutamaan Adzan Dan Muadzin "

Adzan adalah seruan yang dikumandangkan seorang muadzin  ( penyeru adzan )  untuk memberitahukan bahwa  waktu sholat telah tiba .  Lafadz adzan yang dikumandangkan  muadzin sekaligus  mengajak sekalian  manusia untuk memenuhi  panggilannya  dalam  menunaikan  sholat  .  Walaupun dzahirnya  muadzin  yang mengumandangkan  adzan ,  namun hakikatnya  adzan adalah  seruan  Allah  SWT  kepada segenap hambaNya .
Apa sebenarnya  keutamaan  dari adzan  baik untuk muadzin  yang  mengumandangkannya  dan kita yang mendengarkannya  ?  Berikut ini  kami  rangkumkan   10  keutamaan  adzan  dan muadzin  yang  didasarkan  pada  hadits   _ hadits  shahih .
"1_   Adzan  Berpahala  Sangat  Besar  Bagi  Muadzin  "
Dalam sebuah hadits  riwayat Bukhari  dan Muslim  , Nabi  SAW  bersabda :
"Seandainya  orang _ orang mengetahui  pahala yang terkandung  pada adzan dan shaf  pertama ,  kemudian  mereka  tidak  mungkin  mendapatkannya  kecuali  dengan cara  mengadakan  undian  atasnya  , niscaya  mereka  akan melakukan  undian ". 
"2_   Setiap Makhluk Dan Benda Yang Mendengar  Adzan Akan Menjadi Saksi  Bagi  Muadzin "
Rasulullah SAW  bersabda :
"Tidaklah adzan didengar  oleh jin  , manusia ,  batu , dan pohon  kecuali mereka  akan  bersaksi  untuknya " ( HR . Abu Ya'la ) .
Hadits  serupa diriwayatkan  pula oleh  Ibnu  Khuzaimah :  "Tidaklah suara adzan  didengar oleh pohon  , lumpur , batu ,  jin dan manusia ,  kecuali  mereka akan  bersaksi  untuknya ".
"3_   Muadzin Akan Dimintakan  Ampunan  Dan  Mendapat  Ampunan "
"Muadzin   diampuni  sejauh jangkauan  adzannya  .  Seluruh benda yang basah maupun yang kering  yang mendengar adzannya  ,  memohonkan  ampun  untuknya ".( HR . Ahmad ) .
"4_   Muadzin Akan Mendapat  Pahala Seperti Pahala Orang _ Orang  Yang  Sholat  Bersamanya "
Sabda Rasulullah SAW :
Muadzin mendapatkan  pahala  seperti pahala  orang  yang  sholat bersamanya ".( HR . An _ Nasa'i )
"5_   Muadzin  Adalah  Orang Yang  Dipercaya "
Rasulullah SAW pernah bersabda :
"Imam adalah penjamin  dan muadzin adalah  orang yang dipercaya . Ya Allah  , luruskanlah  para imam  dan ampunilah  para muadzin  ".( HR . Abu Dawud dan  Tirmidzi )
"6_   Muadzin  Mendapatkan  Do'a  Dari  Rasulullah  SAW "
Hadits pada point  lima di atas  menunjukkan  bahwa  secara  khusus  Rasulullah  SAW  menyebut  muadzin  dalam do'anya : "Ya Allah ,  luruskanlah  para imam dan  ampunilah  para muadzin " .
"7_   Adzan Membuat Syetan Lari "
Rasulullah SAW bersabda :
"Apabila  adzan untuk sholat dikumandangkan  , setan melarikan  diri  terkentut _ kentut  sampai  tidak   mendengar  adzan ".( HR . Bukhari _ Muslim )
"8_   Muadzin  Akan  Mudah Dikenali Pada Hari Kiamat "
"Para muadzin  adalah orang yang berleher  panjang  pada hari kiamat "( HR . Muslim )
"9_   Muadzin  Dibanggakan  Allah  Di Hadapan Para  Malaikat "
Rasulullah  SAW  bersabda :
"Tuhanmu takjub kepada  seorang penggembala  domba di puncak  bukit  gunung  ,  dia mengumandangkan  adzan untuk sholat lalu  dia sholat . Maka Allah  SWT  berfirman  ;  "Lihatlah  hambaku  ini ,  dia mengumandangkan adzan  dan beriqamat  untuk  sholat ,  dia takut  kepadaKu  , Aku  telah mengampuni  hambaku  dan  memasukkannya  ke dalam  surga  ". ( HR . Abu Daud  dan  Nasa'i )
"10_   Muadzin  Akan  Dimasukkan  Ke Dalam  Surga "
"Kami pernah bersama  Rasulullah SAW  , lalu  Bilal  berdiri  mengumandangkan  adzan  .  Ketika  selesai  , Rasulullah  SAW   bersabda  ;  Barangsiapa  yang mengucapkan  seperti  ini  dengan  yakin  , niscaya  dia  masuk  surga  ".( HR . An Nasa'i )
Semoga  kita  dapat berlomba _ lomba  meraih   derajat mulia sebagai  muadzin  yang  ikhlas  menyeru  manusia  untuk  beribadah  kepada  Allah  SWT  ,  Aamiin Allahumma  Aamiin 😊👍

Sabtu, 26 Desember 2015

Info UN SD/MI 2016

Kemdikbud RI menetapkan Jadwal Ujian Nasional 2016 mulai bulan Februari 2016. Sedangkan Jadwal Ujian Sekolah SD/MI tahun pelajaran 2015/2016 perkiraan akan dilaksanakan mulai tanggal Mulai Minggu Ketiga bulan Mei tahun 2016. Jadwal selengkapnya Ujian Sekolah SD/MI tahun pelajaran 2015/2016
Perkiraan Jadwal Ujian Sekolah SD/MI tahun pelajaran 2015/2016
No. Hari / Tanggal Mata Pelajaran Ujian Nasional SD/MI Komposisi Soal Alokasi Waktu
1 Senin / 16 Mei 2016 Bahasa Indonesia bentuk soal adalah pilihan berganda sebanyak 50 soal 120 menit
2 Selasa / 17 Mei 2016 Matematika bentuk soal adalah pilihan berganda sebanyak 40 soal 120 menit
3 Rabu / 18 Mei 2016 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bentuk soal adalah pilihan berganda sebanyak 40 soal 120 menit
Sumber : - ujiannasional.org
              - http://uasbn.com/jadwal_us_sd_2016.php

Jumat, 25 Desember 2015

MENGUCAPKAN SELAMAT HARI NATAL

PERLU KITA BACA
Fatwa Tarjih Muhammadiyah
(Fatwa Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, dalam Tim PP Muhammadiyah Majelis Tarjih, Tanya Jawab Agama Jilid 2,
Suara Muhammadiyah, Cet. VI 2003, hal 209-210)
Tanya:
Saya pernah mendapat keterangan seorang muballigh, bahwa mengucap SELAMAT HARI NATAL itu haram hukumnya.
Tetapi salah satu dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah pernah mengucapkan seperti itu. Saya menjadi bingung. Bagaimana sebenarnya?
Jawab:
Untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan Anda, baiklah di bawah ini disampaikan Fatwa Majlis Ulama Indonesia tentang perayaan Natal bersama, dengan beberapa pertimbangan.
1. Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk kerja sama dan bergaul dengan ummat agama-agama lain, dan masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan.
Hal ini didasarkan pada
Surat Al Hujurat ayat 13,
Surat Lukman ayat 15,
Surat Al Mumtahanah ayat 8.
2. Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampuradukkan agama dengan aqidah dan peribadatan agama lain.
Hal ini didasarkan pada
Suray Al Kafirun ayat 1-6,
Surat Al Baqarah ayat 42.
3.  Bahwa ummat Islam harus mengakui ke-Nabian dan ke-Rasulan Isa Al Masih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada Nabi dan Rasul yang lain.
Hal ini didasarkan pada
Surat Maryam ayat 30-32,
Surat Al Maidah 75 dan
Surat Al Baqarah ayat 285.
4. Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih dari satu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Al Masih itu anaknya, maka orang itu (menurut Al Quran) kafir dan musyrik.
Hal ini didasarkan pada
Surat Al Maidah ayat 72 dan 73,
Surat At Taubah ayat 30.
5. Islam mengajarkan bahwa Allah SWT. itu hanya SATU, berdasarkan surat Al Ikhlash ayat 1-4.
6. Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan.
Hal ini didasarkan ada Hadis riwayat Muslim tentang yang halal itu jelas dan yang haram pun jelas, dan di antara keduanya adalah masalah yang syubhat yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang.
Dasar lain ialah qaidah fiqhiyyah: “Menolak kerusakan itu didahulukan daripada menarik kemaslahatan”.
Atas dasar pertimbangan di atas, maka Majelis Ulama Indonesia menfatwakan:
a. Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan mengormati Nabi Isa as., akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas.
b. Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.
c. Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT, dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan perayaan Natal.
Dari fatwa itu khususnya point “b”, mengikuti perayaan Natal haram hukumnya.
Sedang mengucapkan “Selamat Hari Natal”, dapat digolongkan pada fatwa point “c”, sesuatu yang dianjurkan untuk tidak dilakukan.
Official resmi tim Tarjih PP Muhammadiyah
Channel telegram :  @tarjihmuhammadiyah
Semoga dapat difahami dimengerti

Kamis, 24 Desember 2015

REZEKI TAK PERNAH TERTUKAR

Hasad, iri, dengki, jadi sebab kita tak pernah puas dengan rezeki.
Namun sebenarnya itu semua kembali pada diri kurangnya iman pada takdir.
Rezeki adalah bagian dari takdir ilahi sehingga untuk memahaminya harus memahami takdir dengan baik.
Yang jelas rezeki kita tak pernah tertukar.
Apa yang kita miliki, itulah yang terbaik untuk kita.
Rezeki kita tak pernah tertukar.
Jika kita mendapatkan kendaraan biasa, tetangga punya lebih baik ....Tetap rezeki kita tak tertukar.
Jika kita memiliki rumah sederhana, tetangga memiliki rumah mewah bak istana...Tetap rezeki kita tak tertukar.
Lalu kaitannya dengan meninggalkan yang haram...
Jika kita menolak orderan natal, ingin cari yang halal dan berkah... Rezeki kita pun tak tertukar. Jangan kira ketika tidak menerima orderan semacam itu, rezeki kita pergi dan tertukar pada orang lain. Justru ketika kita ingin yang halal, Allah terus berkahi dan menambahkan rezeki.
Rezeki tak mungkin tertukar, Allah pasti membagi rezeki dengan adil.
إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا
“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Al Isra’: 30)
Ingat pula janji ini...
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad 5: 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali berkata bahwa sanad hadits ini shahih)
Dengan kita meninggalkan yang haram karena Allah, maka akan diganti dengan yang lebih baik.
Harus terus yakin dan percaya... Moga rezeki kita penuh berkah.
---
Pondok Labu, Jakarta Selatan, 9 Rabi'ul Awwal 1437 H, 7:38 AM
Ust  Muhammad Abduh Tuasikal. 😊👍

Rabu, 23 Desember 2015

7 PRINSIP KERUKUNAN & TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA


Fathurrahman Kamal
Ketua Majelis Tabligh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
PERTAMA, sebagai muslim yang baik kita meyakini bahwa setiap manusia dari sudut pandang penciptaannya (ontologis) memiliki kemuliaan (karâmah), apapun ras, warna kulit, suku, bangsa termasuk agamanya, sesuai dengan firman Allah : “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan“(Al-Isra’ : 70). Maka hak kemuliaan sebagai manusia ciptaan Allah wajib untuk dilindungi dan dipelihara, kecuali dengan pelanggaran yang telah ditentukan dalam syariat Islam. Ini pula yang ditunjukkan Nabi ketika melihat jenazah yang diusung di hadapannya lalu beliau berdiri. Seorang sahabat menyampaikan bahwa itu adalah jenazah orang Yahudi. Dengan tegas beliau menjawabnya, “Bukankah dia seorang (manusia juga) ?” (HR Muslim).
KEDUA, bersikap apresiatif terhadap fakta keragaman dan berlapang dada, karena perbedaan keyakinan dan agama merupakan sesuatu yang qodrati dari Allah SWT : “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”( Al-Ma’idah : 48).
Karenanya, tidaklah mungkin bagi seorang muslim melakukan intimidasi, pemaksaan, apalagi teror terhadap orang lain untuk masuk ke dalam Islam.Firman Allah, “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ? (Yunus : 99). Juga firmanNya, ““Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah : 256).  Juga firmanNya, Katakanlah: "Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (Al-Kafirun : 1-6).
KETIGA, memahami bahwa perintah dakwah dalam Islam bertujuan terwujudnya transformasi dan perubahan kepada kebaikan dan kebenaran, baik pada level pribadi dan masyarakat, dilakuan dengan cara persuasif dan komunikasi yang elegan, bukan indoktrinasi, apalagi dengan pola-pola radikal. Disertai sebuah pemahaman bahwa, Allah tidak membebani kita untuk bertanggungjawab atas kekufuran orang-orang kafir atau kesesatan orang-orang yang sesat. Masalah terpenting ialah, dakwah telah kita sampaikan, sebagaiman firman berikut : “Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga telah mendustakan. Dan kewajiban rasul itu, tidak lain hanyalah menyampaikan (agama Allah) dengan seterang-terangnya”( Al-‘Ankabut : 18).
Juga firmanNya,” Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah: "Allah lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan. Allah akan mengadili di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang kamu dahulu selalu berselisih padanya. Firman lainnya,  “Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali.” (Syura:15).  Dengan demikian, seorang muslim akan hidup secara nyaman dengan kelapangan dada dan kerelaan hati.
KEEMPAT, bahwa Allah memerintahkan dan mencintai keadilan; berlaku proporsional, menyeru kepada kemuliaan akhlaq serta mengharamkan kezaliman, meskipun terhadap orang-orang musyrik. ” Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Ma’idah : 8). Imam Bukhari meriwayatkan pidato dan pesan bersahaja Khalifah Umar Ibn Khathab, “Wahai umat Islam, aku berpesan agar kalian berbuat baik kepada ahli dzimmah, mereka itu merupakan janji dan jaminan Allah dan rasulNya, juga dari mereka kalian mendapatkan rizki untuk orang-orang yang kalian tanggung.”
Demikian pula seorang sahabat Abdullah Ibnu Rawahah, ketika beliau ditugaskan Nabi SAW untuk menimbang buah-buahan yang dihasilkan oleh orang-orang Yahudi di Khaibar. Tampak mereka hendak menyogok Ibnu Rawahah, serentak beliau berkata,”Hai masyarakat Yahudi, sungguh anda adalah makhluk Allah yang paling aku benci; kalian telah membunuh para Nabi dan berdusta atas nama Allah. Meskipun demikian, sungguh kebencianku ini takkan membuatku berlaku zalim atas kalian. Maka berkatalah orang-orang Yahudi itu, ‘Sikap seperti inilah yang membuat (kehidupan) langit dan bumi menjadi tegak berdiri.”(HR Ahmad).
Imam Muslim meriwayatkan, suatu ketika, seorang sahabat, Hisyam ibn Hakim ibn Hizam, berkunjung ke Himsh (Syria). Ia menyaksikan seseorang yang sedang menjemur beberapa orang yang sedang bermasalah dalam urusan jizyah di bawah terik matahari. Ia pun berkata, “aku bersaksi, sungguh Rasulullah SAW pernah bersabda : “Sesungguhnya Allah menyiksa orang-orang yang menyiksa orang lain (apapun ras dan agamanya) di dunia (tanpa sebab yang dibenarkan agama).
KELIMA, dalam konteks dialog antar agama, tidak mengklaim bahwa semua agama benar (pluralisme), dengan dalih apapun, termasuk teori kesatuan transenden agama-agama Schoun yang dielaborasi lebih lanjut oleh pemikir muslim, Nurcholish Madjid dengan gagasan-gagasan inklusif-pluralisnya. Karena pemikiran seperti ini merupakan bagian dari kekerasan dan teror teologis (al-‘unfu wa al-irhab al-‘aqadiy) yang sesungguhnya di lawan oleh semua agama di dunia.
KEENAM, berpegang pada sikap amanah serta jujur dalam beragama; tidak saja pada ritual-ritual murni, tapi juga dalam hal-hal yang potensial mencampur-adukkan ajaran agama-agama seperti natalan dan do’a bersama atas nama kebersamaan, kebangsaan atau kearifan lokal dan seterusnya. Toleransi tidak bermakna kesediaan mengikuti ritual dan peribadatan di luar keyakinan masing-masing umat beragama. Dus dengan demikian, masing-masing pemeluk agama merasa legowo dan tidak ada yang merasa tidak dihormati, apalagi dilecehkan, hanya karena sesama anak bangsa berpegang teguh dengan keyakinan dan keimanannya masing-masing.
KETUJUH, di luar wilayah keimanan (akidah), Islam mengajarkan tentang komitmen persaudaraan kemanusiaan (al-musâwâh, bukan humanisme sekuler) secara adil dan penuh hikmah dalam wujud kerjasama dalam urusan-urusan dunia (mu’amalat dunyawiyah). Tanpa mencampur-aduk ajaran agama-agama. Fakta sejarah kehidupan Nabi dan masyarakat Madinah menjadi tauladan tasamuh yang sesungguhnya. Bukan seperti klaim pluralisme agama yang berorientasi kepada penyamaan agama-agama di dunia serta menafikan karakter yang khas pada masing-masing agama tersebut. Hal demikian, selain bertentangan dengan syariat Allah SWT, juga telah mengabaikan dan menistakan hak asasi manusia untuk meyakini agamanya masing-masing.
والله أعلم بالصواب

Selasa, 22 Desember 2015

KETIKA KYAI AHMAD DAHLAN MEMUKUL KENTONGAN

Suatu siang Kyai Ahmad Dahlan memukul kentongan mengundang penduduk Kauman ke rumahnya. Penduduk Kauman berduyun-duyun ke rumahnya.
Setelah banyak orang berkumpul di rumahnya, KHA Dahlan pidato yang isinya menyatakan bahwa kas Muhammadiyah kosong. Sementara guru-guru Muhammadiyah belum digaji.
Muhammadiyah memerlukan uang kira-kira 500 gulden untuk menggaji guru, karyawan dan membiayai sekolah Muhammadiyah.
Karena itu Kyai Ahmad Dahlan menyatakan melelang seluruh barang-barang yang ada di rumahnya. Pakaian, almari, meja kursi, tempat-tempat tidur, jam dinding, jam berdiri, lampu-lampu dan lain-lain.
Ringkasnya Kyai Ahmad  Dahlan melelang semua barang-barang miliknya itu dan uang hasil lelang itu seluruhnya akan dipakai untuk membiayai sekolah Muhammadiyah, khususnya untuk menggaji guru dan karyawan.
Para penduduk Kauman itu terbengong-bengong setelah mendengar penjelasan Kyai Ahmad  Dahlan. Murid-murid Kyai Ahmad Dahlan yang ikut pada pengajian Thaharatul Qulub sama terharu melihat semangat pengorbanan Kyai Ahmad  Dahlan, dan mereka saling berpandangan satu sama lain, berbisik-bisik satu sama lain.
Singkat cerita, penduduk Kauman itu khususnya para juragan yang menjadi anggota kelompok pengajian Tharatul Qulub itu, kemudian berebut membeli barang-barang Kyai Ahmad  Dahlan.
Ada yang membeli jasnya, ada yang membeli sarungnya, ada yang membeli jamnya, almari, meja kursi dsb. Dalam waktu singkat semua barang milik Kyai Ahmad Dahlan itu habis terlelang dan terkumpul uang lebih dari 4.000 gulden.
Anehnya setelah selesai lelangan itu tidak ada seorang pun yang membawa arang-barang Kyai Ahmad  Dahlan. Mereka lalu sama pamit mau pulang.
Tentu saja Kyai Ahmad  Dahlan heran, mengapa mereka tidak mau membawa barang-barang yang sudah dilelang.
Kyai Ahmad  Dahlan berseru, ”Saudara-saudara, silahkan barang-barang yang sudah sampeyan lelang itu saudara bawa pulang. Atau nanti saya antar?”
Jawab mereka, “Tidak usah Kiai. Barang-barang itu biar di sini saja, semua kami kembalikan pada Kiai.”
“Lalu uang yang terkumpul ini bagaimana?“ tanya Kyai Ahmad  Dahlan.
“Ya untuk Muhammadiyah. Kan Kiai tadi mengatakan Muhammadiyah perlu dana untuk menggaji guru, karyawan dan membiayai sekolahnya?” Kata salah seorang dari mereka,
“Ya, tapi kebutuhan Muhammadiyah hanya sekitar 500 gulden, ini dana yang terkumpul lebih dari 4000 gulden. Lalu sisanya bagaimana?” tanya Kyai Ahmad Dahlan.
Jawab orang itu, “Ya biar dimasukkan saja ke kas Muhammadiyah.
Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1921. Sebagaimana ditulis oleh Sukriyanto AR dan dimuat Suara Muhammadiyah, No. 13/98/1-15 Juni 2013
Repost dari wall Ma'mun Murod Al-Barbasy via status Anab Afifi

Minggu, 20 Desember 2015

Doa-Doa Bermanfaat di Kala Musim Penghujan

A. Saat Angin Kencang
‎ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻲ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﺧﻴﺮﻫﺎ ﻭﺧﻴﺮ ﻣﺎ ﻓﻴﻬﺎ ﻭﺧﻴﺮ ﻣﺎ ﺃﺭﺳﻠﺖ ﺑﻪ
‎ﻭﺃﻋﻮﺫ ﺑﻚ ﻣﻦ ﺷﺮﻫﺎ ﻭﺷﺮ ﻣﺎ ﻓﻴﻬﺎ ﻭﺷﺮ ﻣﺎ ﺃﺭﺳﻠﺖ ﺑﻪ
”Allahumma innii as’aluka khairaha wa khaira maa fiihaa wa khaira maa ursilat bihi.
Wa a’udzu bika min syarriha wa syarri maa fiihaa wa syarri maa ursilat bihi..”
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu kebaikan angin ini dan kebaikan yang terkandung padanya serta kebaikan apa yang dibawanya.
Dan aku berlindung kepadaMu dari kejelekannya dan kejelekan yang ada padanya dan kejelekan apa yang dibawanya..”
(HR al-Bukhari: 899, at-Tirmidzi: 3449)
B. Bila Mendengar Petir
‎ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺴﺒﺢ ﺍﻟﺮﻋﺪ ﺑﺤﻤﺪﻩ ﻭﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ
‎ﻣﻦ ﺧﻴﻔﺘﻪ
"Subhaanalladzi yusabbihur ra’du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatihi.."
“Maha Suci Allah yang petir bertasbih dengan memujiNya, begitu juga para malaikat, karena takut kepadaNya..”
(Shahih Mauquf; al-Muwaththa’: 2/992, Shahih al-Adabul Mufrad: 556 al-Albani)
C. Ketika Turun Hujan
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan,
‎ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻴﺒﺎ ﻧﺎﻓﻌﺎ
”Allahumma shayyiban nafi’an..”
"Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat…” (HR al-Bukhari: 1032)
D. Apabila Hujan Lebat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa,
‎ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺣﻮﺍﻟﻴﻨﺎ ﻭﻟﺎ ﻋﻠﻴﻨﺎ,ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺂﻛﺎﻡ ﻭﺍﻟﻈﺮﺍﺏ ﻭﺑﻄﻮﻥ ﺍﻟﺄﻭﺩﻳﺔ ﻭﻣﻨﺎﺑﺖ ﺍﻟﺸﺠﺮ
“Allahumma hawaalaina walaa ’alaina. Allahumma ’alal aakami, wazh zhiraabi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari..”
"Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami.
Ya Allah, turunkanlah hujan di dataran tinggi, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan...”
(HR al-Bukhari: 1013, Muslim: 897)
E. Dan Usai Hujan Turun.
‎ﻣﻄﺮﻧﺎ ﺑﻔﻀﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺣﻤﺘﻪ.
’Muthirna bi fadhlillahi wa rahmatihi..”
"Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah…"
(HR. al-Bukhari: 846, Muslim: 71)
Demikianlah yang dianjurkan...

Sabtu, 19 Desember 2015

Istri sholihah
Sebelum pulang kantor, sang suami telp istrinya, "Sayang, alhamdulillah, bonus akhir tahun dari perusahaan sudah turun, Rp. 150 juta." Dibalik telp, sang istri tentu saja mengungkapkan rasa syukurnya, "Alhamdulillah, semoga barokah ya mas". Sejak beberapa bulan yg lalu mereka sudah merencanakan beli mobil sederhana untuk keluarga kecilnya. Dan uang yg turun mereka rasa cukup pas sesuai budget.
.
Namun dalam perjalanan pulang, dia ditelp oleh ibunya di kampung, "Nak, kamu ada tabungan? Tadi ada orang datang ke rumah. Ternyata almarhum ayahmu punya hutang ke dia cukup besar, Rp. 50 juta." Tanpa pikir panjang, ia pun bilang ke ibunya, "Iya, Bu, insyaAllah ada." Dalam perjalanan pulang ia pun sambil berpikir, "Nggak apa-apa lah, masih cukup untuk beli mobil yg 100 jutaan. Mungkin ini lebih baik."
.
Ia pun melanjutkan perjalanan. Belum tiba di rumah, HP-nya kembali berdering. Seorang sahabat karibnya semasa SMA tiba-tiba menghubunginya sambil menangis. Sahabatnya itu sambil terbata mengabarkan bahwa anaknya harus segera operasi minggu ini. Banyak biaya yg tidak bisa dicover oleh asuransi kesehatan dari pemerintah. Tagihan dari rumah sakit Rp. 80 juta.
.
Ia pun berpikir sejenak. Uang bonusnya tinggal 100 juta. Jika ini diberikan kepada sahabatnya, maka tahun ini ia gagal membeli mobil impiannya. Tapi nuraninya mengetuk, "Berikan padanya. Mungkin kamu memang jalan Allah untuk menolong sahabatmu itu. Mungkin ini memang rezekinya yang datang melalui perantara dirimu." Ia pun menuruti panggilan nuraninya.
.
Setibanya di rumah, ia menemui istrinya dg wajah yg lesu. Sang istri bertanya, "Kenapa, mas? Ada masalah? Nggak seperti biasanya pulang kantor murung gini?" Sang suami mengambil napas panjang, "Tadi ibu di kampung telp, butuh 50 juta untuk bayar utang almarhum bapak. Nggak lama, sahabat abang juga telp, butuh 80 juta untuk operasi anaknya. Uang kita tinggal 20 juta. Maaf ya, tahun ini kita nggak jadi beli mobil dulu."
.
Sang istri pun tersenyum, "Aduh, mas, kirain ada masalah apaan. Mas, uang kita yg sebenarnya bukan yg 20 juta itu, tapi yg 130 juta. Uang yg kita infakkan kepada orang tua kita, kepada sahabat kita, itulah harta kita yg sesungguhnya. Yg akan kita bawa menghadap Allah, yg tidak mungkin bisa hilang jika kita ikhlas. Sedangkan yg 20 juta di rekening itu, masih belum jelas, benaran harta kita atau akan menjadi milik orang lain."
.
Sang istri pun memegang tangan suaminya, "Mas, insyaAllah ini yg terbaik. Bisa jadi jika kita beli mobil saat ini, jsutru menjadi keburukan bagi kita. Bisa jadi musibah besar justru datang ketika mobil itu hadir saat ini. Maka mari baik sangka kepada Allah, karena kita hanya tahu yg kita inginkan, sementara Allah-lah yg lebih tahu apa yg kita butuhkan." 😊👍

Jumat, 18 Desember 2015

Pesan

Tiga hal yg membawa penyakit :
1) ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺍﻟﻜﺜﻴﺮ
* Banyak bicara
2) ﺍﻟﻨﻮﻡ ﺍﻟﻜﺜﻴﺮ
* Banyak tidur
3) ﺍﻷﻛﻞ ﺍﻟﻜﺜﻴﺮ
* Banyak makan
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
ﻭﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﺷﻴﺎﺀ ﺗﻬﺪﻡ ﺍﻟﺒﺪﻥ :
Empat hal yg merusak badan :
1) ﺍﻟﻬﻢ
* Duka
2) ﺍﻟﺤﺰﻥ
* Sedih
3) ﺍﻟﺠﻮﻉ
* Lapar
4) ﺍﻟﺴﻬﺮ
* Tidak Tidur Malam
ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
ﻭ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺗﺰﻳﺪ ﻓﻲ ﻣﺎﺀ ﺍﻟﻮﺟﻪ ﻭﺑﻬﺠﺘﻪ :
Empat hal menambah cerah wajah :
1) ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ
* Taqwa
2) ﺍﻟﻮﻓﺎﺀ
* Jujur
3) ﺍﻟﻜﺮﻡ .
* Pemurah
4) ﺍﻟﻤﺮﻭﺀﺓ
* Jaga Kehormatan
ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
ﻭ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺗﺠﻠﺐ ﺍﻟﺮﺯﻕ :
Empat hal yg menarik rezeki :
1) ﻗﻴﺎﻡ ﺍﻟﻠﻴﻞ
* Qiyamul Lail
2) ﻛﺜﺮﺓ ﺍﻻﺳﺘﻐﻔﺎﺭ ﺑﺎﻷﺳﺤﺎﺭ
* Banyak istighfar waktu 2/3 mlm
3) ﺗﻌﺎﻫﺪ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ
* Biasa Bersedeqah
4) ﺍﻟﺬﻛﺮ ﺃﻭﻝ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ ﻭﺁﺧﺮﻩ
* Berdzikr waktu awal pagi dan petang
ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
ﻭﺃﺭﺑﻌﺔ ﺗﻤﻨﻊ ﺍﻟﺮﺯﻕ
empat hal yg menjauhkan rezeki :
1) ﻧﻮﻡ ﺍﻟﺼﺒﺢ
* Tidur waktu pagi
2) ﻗﻠﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ
* Sedikit sholat
3) ﺍﻟﻜﺴﻞ
* Malas
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
ﻛﻠﻤﺎ ﻫﻤﻤﺖ ﺑﻔﻌﻞ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﺗﺬﻛﺮ ﺛﻼﺙ ﺁﻳﺎﺕ :
Setiap kali ingin membuat maksiat ingat
tiga ayat :
1-" ﺃﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ ﺑﺄﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺮﻯ "
"Tidakkah dia mengetahui bahwa Allah
sedang melihat"
2-" ﻭﻟﻤﻦ ﺧﺎﻑ ﻣﻘﺎﻡ ﺭﺑﻪ ﺟﻨﺘﺎﻥ "
"Siapa yg takut kpd kedudukan
Tuhannya baginya dua syurga"
3-" ﻭﻣﻦ ﻳﺘﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺠﻌﻞ ﻟﻪ ﻣﺨﺮﺟﺂ “
"Siapa yg bertaqwa kpd Allah. Dia
jadikan baginya jalan penyelesaian"
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
ﻻ ﺗﺒﺨﻞ بهذه الكلمات ﻋﻠﻰ ﺍﺻﺤﺎﺑﻚ ﻭﺍﺣﺒﺎﺑﻚ .. !!
Jangan pelit menyampaikan kalimat-kalimat ini pada teman2mu.

Selamat pagi .... Selamat beraktivitas

Kamis, 17 Desember 2015

BAROKAH

APA ITU BAROKAH  ?
Barokah adalah kata yg  diinginkan oleh hampir semua hamba yg beriman, karenanya orang akan mendapat limpahan kebaikan dalam hidup.
Barokah bukanlah cukup & mencukupi saja, tapi barokah ialah  bertambahnya ketaatanmu kepada الله dg segala keadaan yg ada, baik berlimpah atau sebaliknya.
Barokah itu: "albarokatu tuziidukum fi thoah" ~ barokah menambah taatmu kepada الله.
Hidup yg barokah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barokah sebagaimana Nabi Ayyub عليه السلام, sakitnya menambah taatnya kepada الله.
Barokah itu tak selalu panjang umur, ada yg umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya Musab ibn Umair.
Tanah yg barokah itu bukan karena subur & panoramanya indah, karena tanah yg tandus seperti Makkah punya keutamaan di hadapan الله tiada yg menandingi.
Makanan barokah itu bukan yg komposisi gizinya lengkap, tapi makanan itu mampu mendorong pemakannya menjadi lebih taat setelah makan.
Ilmu yg barokah itu bukan yg banyak riwayat & catatan kakinya, tapi yg barokah ialah yg mampu menjadikan seorang meneteskan keringat & darahnya dalam beramal & berjuang untuk agama الله.
Penghasilan barokah juga bukan gaji yg besar & bertambah, tapi sejauh mana ia bisa jadi jalan rizqi bagi yg lainnya & semakin banyak orang yg terbantu dg penghasilan tersebut.
Anak² yg barokah bukanlah saat kecil mereka lucu & imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar & mempunyai pekerjaan & jabatan hebat, tapi anak yg barokah ialah yg senantiasa taat kepada Rabb-Nya & kelak di antara mereka ada yg lebih shalih & tak henti²nya mendo'akan kedua Orang tuanya.
Semoga segala aktifitas kita hari ini  barokah .... 😊👍