Prof. DR. KH. Yunahar Ilyas, Lc, MA
1. Tauhid tidak boleh menyimpang
Muhammadiyah menolak Pluralisme Agama yang berciri:
a) Sintesisme Agama (agama yg digabung, muncul ajaran baru), b) Sinkretisme Agama (masih percaya dari luar ajaran agama atau Islam+Hindu), dan c) Relativisme Agama (menganggap semua agama sama, hakikat Tuhan 1 namun nama beda2 dg jalur agama yg beda pula, pada hakikatnya sama, semuanya akan masuk surga)
2. Berpegang teguh pada Al Quran dan As Sunnah
Cara memahami independen (komprehensif, integratif), artinya tidak terikat pada aliran teologi agama tertentu. Muhammadiyah lebih dekat ke salafiyah, tapi tidak sama. Tidak terikat pada salah satu atau beberapa mazhab, tapi bukan berarti antimazhab. Yang diambil ayatnya, bukan pendapat.
3. Tajdid
Salafiyah yg tajdid (pembaharu), bukan salafiyah yang beku dan kaku.
Tajdid: a) purifikasi (pemurnian dalam hal akidah, ibadah mahdah, dan akhlak) dan b) dinamisasi (seluruh aspek kehidupan, seperti sosial, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan sehingga menjadi aktual). Jangan sampai salah pasang, antara pemurnian dan dinamisasi. Akibatnya, mengembangkan akidah menjadi liberalisme, memurnikan budaya menjadi jumud. Prinsip budaya: apa saja boleh, kecuali ada dalil yg melarangnya.
4. Washatiyah (moderat)
Tidak ekstrim kanan maupun kiri. Muhammadiyah mengambil jalan tengah, jalan yg diikuti Nabi Muhammad sesuai Al Quran dan As Sunnah.
Catatan dari Pengajian Malam Selasa Majelis Tabligh PP Muhammadiyah (31/8/2015):
0 komentar :
Posting Komentar